Rabu, 17 Juni 2015

Sistem Informasi Penjualan Barang di Minimarket Alfamart


1. Prosedur Penjualan Barang di “Minimarket Alfamart”

Minimarket “Alfamart” tidak melakukan pendataan pelanggan, sehingga pembeli manapun dapat melakukan transaksi pembelian. Namun demikian, untuk meningkatkan pelayanan kepada pembeli, di kasir pembeli dapat menanyakan apakah barang yang dicari tersedia di sana, masih ada berapa unit, dan berapa harganya. Setiap barang yang sudah dilakukan transaksi tidak dapat ditukar atau dikembalikan, dan setiap pembelian harus dilakukan secara tunai atau debit. Meskipun data pembeli tidak dicatat, namun di setiap struk belanja yang dicetak diberi kode. Kode tersebut terdiri dari masing-masing 2 digit tanggal, bulan, tahun, dan 3 digit nomor urut. Misalkan kode = “120903056” berarti, transaksi yang terjadi pada tanggal 12 bulan September tahun 2003 di nomor urut 056.

2. Analisis (Persiapan) Merancang Sistem

Ada beberapa hal yang harus dianalisis sebelum membuat perancangan sistem, yaitu :
(1) Ruang lingkup atau batasan sistem,
(2) Apa yang ingin dihasilkan oleh sistem (tujuan sistem/output),
(3) Siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan sebagainya,
(4) User Interface Sistem Informasi Inventory.

Ruang lingkup sistem yang akan kita bahas adalah tentang penjualan barang di mini market “Alfamart”, tidak membahas pembelian barang untuk keperluan stok di minimarket tersebut, maupun bagaimana penanganan barang rusak, kadaluarsa, dan sebagainya. Masih dalam batasan sistem, pihak-pihak/ orang-orang yang berada di “lingkar luar” adalah pengunjung mini market yang selanjutnya disebut dengan “Pembeli” dan “Pemilik,” yaitu pemilik (waralaba) minimarket yang harus diberi laporan hasil penjualan barang setiap hari (setelah toko tutup). Tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk mencatat transaksi penjualan barang di mini market tersebut (sehingga dapat digunakan untuk mengecek uang masuk, selanjutnya juga dapat dimanfaatkan untuk menghitung keuntungan unit usaha, dan sebagainya). Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya (pada proses penjualan barang) adalah kasir, dan beberapa penjaga toko yang merangkap pengontrol keberadaan barang di rak-rak pajang).
User Interface Sistem Informasi Inventory. User interface diperlukan pada program aplikasi ini dengan tujuan untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan program aplikasi ini berbagai pengguna baik yang awam maupun yang berpengalaman dapat mengoperasikan program ini tanpa adanya kesulitan yang besar.

3. Penggambaran Perancangan ERD minimarket Alfamart

Berikut diagram E/R dalam kasus ini :



Berikut penjelasan atribut-atribut yang digunakan :

Nama File (Entitas) Nama Field (Atribut) Keterangan
KASIR NOPEG Nomor Pegawai
NAMA Nama Pegawai
ALAMAT Alamat Pegawai
BARANG KD_BRG Kode Barang
NM_BRG Nama Barang
HARGA Harga Satuan Barang
STOK Jumlah Barang Tersedia
MEREK Merek Barang
JENIS Jenis Barang


Nama File (Entitas) Nama Field (Atribut) Keterangan
JUAL NOPEG Nomor Pegawai
         KD_BRG Kode Barang
         NO_KWI Nomor Kwitansi
        JML_BRG Jumlah barang yang dibeli per kode barang
         TTL_BYR Jumlah uang yang dibayar

Primery key
  •   No.kwitansi
  • Nama barang



Atribut-atribut ini disesuaikan dengan kebutuhan oleh perancang sistemnya, misalkan, KASIR boleh saja memiliki atribut tempat dan tanggal lahir “TT_Lahir,” tetapi karena atribut itu tidak diperlukan maka tidak perlu dibuat/ ditulis. Tetapi harus dipatuhi bahwa setiap atribut yang ada di entitas merupakan atribut (identitas) dari entitasnya. Jadi, jangan masukkan atribut “NM_BRG” di atribut KASIR, karena nama barang bukanlah atribut si KASIR.
Entitas “JUAL” adalah entitas yang merupakan file transaksi, jadi, (atribut-atribut) yang tercantum di sana adalah bagian-bagian transaksi yang harus dicatat. Adapun atribut NOPEG dan KD_BRG adalah atribut dari entitas lain yang menjadi “jembatan” untuk mengambil atribut-atribut dari master file-nya. (Penjelasan ini ada di bagian berikutnya).

Ada kekuatan hubungan di dalam Diagram E/R yang dinamakan dengan derajat kardinalitas (cardinality degree). Ada empat jenis derajat kardinalitas yaitu (1) One to one (dilambangkan dengan 1 : 1), 
(2) One to many (dilambangkan dengan 1 : M), 
(3) Many to one (dilambangkan dengan M : 1), dan 
(4) Many to many (yang dilambangkan dengan M : M). 

Untuk menetapkan derajat kardinalitas di atas, ikuti kalimat-kalimat berikut ini :

“Satu KASIR bisa menJUAL satu atau lebih BARANG.” 
Satu atau lebih = Many.






Gambar 3. Proses Pertama Penderajatan Kardinalitas Diagram E/R


Selanjutnya, kalimat yang dibalik :


“Satu (kode) BARANG bisa diJUAL oleh satu atau lebih KASIR”








Gambar 4. Proses Kedua Penderajatan Kardinalitas Diagram E/R




Selanjutnya, pilih yang terbesar dari masing-masing sisi :




Gambar 5. Proses Ketiga Penderajatan Kardinalitas 



 N).¹Kini kita dapatkan “M” (many) di kedua sisinya yang berarti derajat kardinalitas relasi tersebut adalah “many to many.” Namun, karena dalam matematika, nilai M akan selalu sama dengan M, sedangkan belum tentu kalimat (jika nilai M di atas = 10), “Sepuluh KASIR akan selalu menJUAL sepuluh BARANG,” maka penulisan M di salah satu sisinya diganti dengan N, tetapi pembacaannya tetap many. Jadi, nilai M dan N bisa jadi sama, dan bisa jadi tidak sama N).¹(M = N atau M).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar