Sistem Informasi Penjualan Barang di
Minimarket Alfamart
1. Prosedur Penjualan Barang di “Minimarket Alfamart”
Minimarket “Alfamart” tidak melakukan pendataan
pelanggan, sehingga pembeli manapun dapat melakukan transaksi pembelian. Namun
demikian, untuk meningkatkan pelayanan kepada pembeli, di kasir pembeli dapat
menanyakan apakah barang yang dicari tersedia di sana, masih ada berapa unit,
dan berapa harganya. Setiap barang yang sudah dilakukan transaksi tidak dapat
ditukar atau dikembalikan, dan setiap pembelian harus dilakukan secara tunai
atau debit. Meskipun data pembeli tidak dicatat, namun di setiap struk belanja
yang dicetak diberi kode. Kode tersebut terdiri dari masing-masing 2 digit
tanggal, bulan, tahun, dan 3 digit nomor urut. Misalkan kode = “120903056”
berarti, transaksi yang terjadi pada tanggal 12 bulan September tahun 2003 di
nomor urut 056.
2. Analisis (Persiapan) Merancang Sistem
Ada beberapa hal yang harus dianalisis sebelum membuat
perancangan sistem, yaitu :
(1) Ruang lingkup atau batasan sistem,
(2) Apa yang ingin dihasilkan oleh sistem (tujuan
sistem/output),
(3) Siapa saja yang terlibat di dalamnya, dan
sebagainya,
(4) User Interface Sistem Informasi Inventory.
Ruang lingkup sistem yang akan kita bahas adalah
tentang penjualan barang di mini market “Alfamart”, tidak membahas pembelian
barang untuk keperluan stok di minimarket tersebut, maupun bagaimana penanganan
barang rusak, kadaluarsa, dan sebagainya. Masih dalam batasan sistem,
pihak-pihak/ orang-orang yang berada di “lingkar luar” adalah pengunjung mini
market yang selanjutnya disebut dengan “Pembeli” dan “Pemilik,” yaitu pemilik
(waralaba) minimarket yang harus diberi laporan hasil penjualan barang setiap
hari (setelah toko tutup). Tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk mencatat
transaksi penjualan barang di mini market tersebut (sehingga dapat digunakan
untuk mengecek uang masuk, selanjutnya juga dapat dimanfaatkan untuk menghitung
keuntungan unit usaha, dan sebagainya). Pihak-pihak yang terlibat di dalamnya
(pada proses penjualan barang) adalah kasir, dan beberapa penjaga toko yang
merangkap pengontrol keberadaan barang di rak-rak pajang).
User Interface Sistem Informasi Inventory. User
interface diperlukan pada program aplikasi ini dengan tujuan untuk mempermudah
pengguna dalam menggunakan program aplikasi ini berbagai pengguna baik yang
awam maupun yang berpengalaman dapat mengoperasikan program ini tanpa adanya
kesulitan yang besar.
3. Penggambaran Perancangan ERD minimarket Alfamart
Berikut diagram E/R dalam kasus ini :
Berikut penjelasan atribut-atribut yang digunakan :
Nama File (Entitas)
Nama Field (Atribut) Keterangan
KASIR NOPEG Nomor Pegawai
NAMA Nama Pegawai
ALAMAT Alamat Pegawai
BARANG KD_BRG Kode Barang
NM_BRG Nama Barang
HARGA Harga Satuan Barang
STOK Jumlah Barang Tersedia
MEREK Merek Barang
JENIS Jenis Barang
Nama File (Entitas)
Nama Field (Atribut) Keterangan
JUAL NOPEG Nomor Pegawai
KD_BRG Kode Barang
NO_KWI Nomor Kwitansi
JML_BRG Jumlah barang yang dibeli per kode barang
TTL_BYR Jumlah uang yang dibayar
Primery key
- No.kwitansi
- Nama barang
Atribut-atribut ini disesuaikan dengan kebutuhan oleh
perancang sistemnya, misalkan, KASIR boleh saja memiliki atribut tempat dan
tanggal lahir “TT_Lahir,” tetapi karena atribut itu tidak diperlukan maka tidak
perlu dibuat/ ditulis. Tetapi harus dipatuhi bahwa setiap atribut yang ada di
entitas merupakan atribut (identitas) dari entitasnya. Jadi, jangan masukkan
atribut “NM_BRG” di atribut KASIR, karena nama barang bukanlah atribut si
KASIR.
Entitas “JUAL” adalah entitas yang merupakan file
transaksi, jadi, (atribut-atribut) yang tercantum di sana adalah bagian-bagian
transaksi yang harus dicatat. Adapun atribut NOPEG dan KD_BRG adalah atribut
dari entitas lain yang menjadi “jembatan” untuk mengambil atribut-atribut dari
master file-nya. (Penjelasan ini ada di bagian berikutnya).
Ada kekuatan hubungan di dalam Diagram E/R yang
dinamakan dengan derajat kardinalitas (cardinality degree). Ada empat jenis
derajat kardinalitas yaitu (1) One to one (dilambangkan dengan 1 : 1),
(2) One to many (dilambangkan dengan 1 : M),
(3) Many to one (dilambangkan dengan M : 1), dan
(4) Many to many (yang dilambangkan dengan M :
M).
Untuk menetapkan derajat kardinalitas di atas, ikuti
kalimat-kalimat berikut ini :
“Satu KASIR bisa menJUAL satu atau lebih
BARANG.”
Satu atau lebih = Many.
Gambar 3. Proses Pertama Penderajatan Kardinalitas
Diagram E/R
Selanjutnya, kalimat yang dibalik :
“Satu (kode) BARANG bisa diJUAL oleh satu atau lebih
KASIR”
Gambar 4. Proses Kedua Penderajatan Kardinalitas
Diagram E/R
Selanjutnya,
pilih yang terbesar dari masing-masing sisi :
Gambar 5. Proses Ketiga Penderajatan
Kardinalitas
N).¹Kini kita dapatkan “M” (many) di kedua sisinya yang
berarti derajat kardinalitas relasi tersebut adalah “many to many.” Namun,
karena dalam matematika, nilai M akan selalu sama dengan M, sedangkan belum
tentu kalimat (jika nilai M di atas = 10), “Sepuluh KASIR akan selalu menJUAL
sepuluh BARANG,” maka penulisan M di salah satu sisinya diganti dengan N,
tetapi pembacaannya tetap many. Jadi, nilai M dan N bisa jadi sama, dan bisa
jadi tidak sama N).¹(M = N atau M).